Selasa, 26 November 2013

Indonesia dorong etika bisnis di internet

Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan memanfaatkan peranan sebagai tuan rumah penyelenggaraan internet government forum (IGF) untuk mengegolkan pembuatan kode etik berinternet internasional. Kode etik ini untuk mendukung kerjasama antarnegara dalam menyelenggarakan layanan internet yang aman, misalnya terbebas dari konten sara, pembajakan, pornografi dan perjudian.
Aswin Sasongko, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo bilang, semua negara sangat membutuhkan terciptanya internet global ethic tersebut. Mengingat, internet adalah dunia yang bebas, berisi banyak hal positif dan negatif.
Ia menyebut semua negara melarang praktik pembajakan melalui internet. Lalu di Indonesia ada larangan akses pornografi untuk anak di bawah umur, larangan perjudian. "Tapi di negara lain malah menjadi industri yang dikembangkan melalui internet," papar Aswin, Senin (23/9).
Tak heran, banyak pengguna internet di negara seperti Indonesia yang sangat mudah mengakses pornografi dan perjudian. Meskipun setiap negara sudah mencegah penyebaran konten pornografi, tapi hal itu tidak bisa menghilangkan 100% karena aktivitasnya yang lintas negara.
"Dengan global ethic. Negara yang melegalkan industri pornografi dan perjudian, tidak boleh membuka aksesnya ke negara yang melarangnya," terang Aswin.
Pengamat Telematika dan pendiri Indonesian Cloud Forum, Teguh Prasetya, menyambut bagus rencana Kemkominfo ini. Menurut dia, forum itu bisa menghasilkan kesepakatan bersama untuk menciptakan etika berinternet secara global. "Tapi realisasinya susah, karena secara teknis, penyelenggaraan internet melibatkan beragam hal yang rumit, komunikasi di dunia maya juga bersifat orang per orang yang sulit dibatasi," jelas Teguh.
Nah, agar IGF bisa memberi dampak yang lebih besar, Teguh berharap forum itu menghasilkan ketentuan untuk menjamin pelaksanaan bisnis yang sama-sama menguntungkan bagi pelaku di industri internet. Tujuannya, agar sesama pelaku industri bisa berkembang bersama. "Selama ini, internet hanya menguntungkan penyedia konten, sedangkan keuntungan penyedia jaringan jauh lebih kecil," tandas Teguh.
Asal tahu saja, IGF kali ini merupakan yang ke-8, di selenggarakan di Bali, 21-25 Oktober 2013. Ini merupakan kegiatan internasional hasil prakarsa Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebanyak 2.000-an stakeholder, baik dari pemerintahan maupun manajemen perusahaan di seluruh dunia hadir di acara ini.

sumber : http://nasional.kontan.co.id/news/indonesia-dorong-etika-bisnis-di-internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar