Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan
memanfaatkan peranan sebagai tuan rumah penyelenggaraan internet
government forum (IGF) untuk mengegolkan pembuatan kode etik berinternet
internasional. Kode etik ini untuk mendukung kerjasama antarnegara
dalam menyelenggarakan layanan internet yang aman, misalnya terbebas
dari konten sara, pembajakan, pornografi dan perjudian.
Aswin Sasongko, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo
bilang, semua negara sangat membutuhkan terciptanya internet global
ethic tersebut. Mengingat, internet adalah dunia yang bebas, berisi
banyak hal positif dan negatif.
Ia menyebut semua negara melarang praktik pembajakan melalui
internet. Lalu di Indonesia ada larangan akses pornografi untuk anak di
bawah umur, larangan perjudian. "Tapi di negara lain malah menjadi
industri yang dikembangkan melalui internet," papar Aswin, Senin (23/9).
Tak heran, banyak pengguna internet di negara seperti Indonesia yang
sangat mudah mengakses pornografi dan perjudian. Meskipun setiap negara
sudah mencegah penyebaran konten pornografi, tapi hal itu tidak bisa
menghilangkan 100% karena aktivitasnya yang lintas negara.
"Dengan global ethic. Negara yang melegalkan industri pornografi dan
perjudian, tidak boleh membuka aksesnya ke negara yang melarangnya,"
terang Aswin.
Pengamat Telematika dan pendiri Indonesian Cloud Forum, Teguh
Prasetya, menyambut bagus rencana Kemkominfo ini. Menurut dia, forum itu
bisa menghasilkan kesepakatan bersama untuk menciptakan etika
berinternet secara global. "Tapi realisasinya susah, karena secara
teknis, penyelenggaraan internet melibatkan beragam hal yang rumit,
komunikasi di dunia maya juga bersifat orang per orang yang sulit
dibatasi," jelas Teguh.
Nah, agar IGF bisa memberi dampak yang lebih besar, Teguh berharap
forum itu menghasilkan ketentuan untuk menjamin pelaksanaan bisnis yang
sama-sama menguntungkan bagi pelaku di industri internet. Tujuannya,
agar sesama pelaku industri bisa berkembang bersama. "Selama ini,
internet hanya menguntungkan penyedia konten, sedangkan keuntungan
penyedia jaringan jauh lebih kecil," tandas Teguh.
Asal tahu saja, IGF kali ini merupakan yang ke-8, di selenggarakan di
Bali, 21-25 Oktober 2013. Ini merupakan kegiatan internasional hasil
prakarsa Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebanyak 2.000-an stakeholder,
baik dari pemerintahan maupun manajemen perusahaan di seluruh dunia
hadir di acara ini.
sumber : http://nasional.kontan.co.id/news/indonesia-dorong-etika-bisnis-di-internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar