Jumat, 25 Januari 2013

JURNAL ILMIAH 1 remed


BAB  I


PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah

            Dengan berkembangnya suatu negara, maka secara otomatis berkembang pula dunia usaha bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai bidang usaha dan tidak sedikit pula yang  meraup sukses. Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam melakukan fungsi pengendalian dan perencanaan.

            Cara untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan agar selalu dalam keadaan yang optimal, yaitu dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi dimiliki yang jumlahnya terbatas secara efisien dan mampu melihat kesempatan-kesempatan yang ada dimasa yang akan datang serta merencanakan bagaimana menghadapinya sehingga tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat tercapai.

            Perusahaan didirikan untuk menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan tujuan memperoleh laba semaksimal mungkin. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, perolehan laba  atas penjualan  produk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tunai dan angsuran. Pada penjualan angsuran, terdapat perjanjian untuk melindungi penjual dari kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan pada umumnya laba kotor diakui pada saat penyerahan barang yang ditandai dengan timbulnya tagihan kepada pelanggan.

            Dalam perkembangannya penjualan angsuran lebih diminati oleh masyarakat, khususnya penjualan atas barang dengan nominal yang tinggi. Ini dikarenakan ketidakmampuan calon pelanggan untuk membayar tunai dan  penjualan angsuran dinilai lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan calon pelanggan dapat memiliki produk dengan hanya menyerahkan sejumlah uang yang jumlahnya relatif kecil.

            Melihat fenomena tersebut, maka penulis mencoba memberi judul penulisan ilmiah yaitu “            PENENTUAN PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA PERUSAHAAN KEMBAR MOTOR”.



1.2    Perumusan Masalah

            Berdasarkan data yang didapat, maka yang menjadi pokok masalah dalam penulisan ini adalah: “Bagaimana perhitungan bunga angsuran dengan menggunakan metode metode Long End Interest, metode Short End Interest, metode Anuitas dan (sisa) Harga Kontrak?”.

1.3    Tujuan Penulisan

            Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan bunga dengan menggunakan metode Long End Interest dan membandingkannya dengan metode  Short End Interest, Anuitas dan (sisa) Harga Kontrak.

1.4  Kerangka Pemikiran

            Dalam jurnal ilmiah ini penulis membatasi masalah pada perhitungan bunga dalam penjualan angsuran untuk produk jenis New COROLLA tahun 1999, pada bulan April 2004 berdasarkan metode yang digunakan oleh perusahaan yaitu metode Long End Interest, dan membandingkannya dengan Short End Interest , Anuitas dan Sisa Harga Kontrak.

BAB  II




LANDASAN TEORI





2.1    Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Penjualan Angsuran

            Pada berbagai bidang usaha, cara penjualan angsuran adalah salah  satu upaya untuk mencapai skala operasi yang besar.

            Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan berdasarkan rencana pembayaran yang ditangguhkan, dimana pihak penjualan menerima uang muka (down-payment) dan sisanya dalam bentuk pembayaran cicilan selama beberapa tahun. (Allan R Drebin, 1991,121).

            Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian di mana pembayarannya dilaksanakan secara bertahap, yaitu;

(1)      Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (diberikan down-payment).

(2)      Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran. (H Yunus & Harnanto, 1999,109).

            Penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya diterima dalam beberapa kali angsuran periodik selama jangka waktu beberapa bulan atau tahun. (Dewi Ratnaningsih,1993, 123).

            Perbedaan penjualan angsuran dengan penjualan kredit biasa adalah:

(1)             Periode pembayaran penjualan angsuran lebih lama daripada periode   pembayaran penjualan kredit biasa (umumnya 30-90 hari). Periode pembayaran berkisar antara 6 bulan sampai 5 tahun untuk penjualan seperti mobil dan perabot rumah tangga, dan sampai 30 tahun atau lebih untuk penjualan seperti tanah dan bangunan.





5

(2)             Hak milik atas barang berpindah ke tangan pembeli pada saat transaksi penjualan kredit biasa terjadi, hal ini tidak terjadi pada penjualan angsuran

(3)             Resiko kerugian tak tertaginya piutang dan biaya penagihan piutang akan lebih besar jumlahnya pada penjualan angsuran daripada penjualan kredit biasa.



2.1.2        Pengertian Piutang

            Piutang dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu :

(1)         Piutang   dagang   (usaha),

(2)         Piutang bukan dagang,

(3)         Piutang penghasilan. (Zaki Baridwan, 1992, 124)

            Piutang   dagang   (usaha),   menunjukkan   piutang  yang timbul  dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Kadang piutang bukan dagang dan piutang penghasilan digabung menjadi satu dan dinamakan piutang lain-lain, atau piutang yang timbul bukan dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.



2.1.3    Jaminan Bagi Pihak Penjual

            Periode pembayaran penjualan angsuran yang lama, mengakibatkan resiko tak tertagihnya piutang dan biaya pengumpulan piutang yang lebih besar. Untuk mengurangi resiko kerugian yang dapat terjadi, biasanya perjanjian penjualan angsuran ditentukan sebagai berikut:

(1)           Pada saat perjanjian penjualan angsuran disetujui, pembeli harus membayar suatu jumlah tertentu yang merupakan uang muka dan sisa harga jual dibayar angsuran.

(2)           Kepada pembeli dibebankan bunga yang biasanya sudah dimasukkan dalam perhitungan total pembayaran angsuran.





(3)           Hak milik atas barang tetap berada di tangan penjual sampai seluruh atau sebagian dari harga jual telah dibayar.

(4)           Dalam hal pembeli tidak mampu untuk melunasi semua kewajibannya, penjual berhak untuk menarik kembali barang yang telah dijual tersebut.

            Hak penjual untuk menarik kembali barang yang telah dijual bila pembeli tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya, sering merupakan cara yang kurang tepat. Hal ini disebabkan karena nilai barang yang dijual, turun lebih cepat daripada saldo piutangnya, sehingga pemilikan kembali barang tersebut tidak dapat menutup kerugian tak tertagihnya saldo piutang. Untuk mengurangi atau menghindari kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, maka harus diperhatikan:

(1)        Jumlah uang muka dan pembayaran-pembayaran angsuran berikutnya, harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan nilai barang yang dijual.

(2)        Periode pembayaran angsuran jangan melebihi umur ekonomis dari barang yang dijual. Tidak telalu lama atau panjang, sebaiknya tiap bulan.



2.1.4        Bentuk Perjanjian Penjualan Angsuran

(1)   Perjanjian penjualan bersyarat, dimana barang-barang telah diserahkan,    tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruhnya pembayaran sudah lunas.

(2)   Pada saat perjanjian ditanda-tangani dan pembayaran pertama telah                            dilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan     menggadaikan atau menghipotikkan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada penjual.

(3)   Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu      badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi.







Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.

(4)   Beli sewa, dimana barang-barang diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.



2.1.5        Karakteristik Penjualan Angsuran Dalam Pemilikan Kembali

            Pada umumnya, kegagalan pelunasan piutang dari seorang pembeli diikuti dengan pemilikan kembali barang yang telah dijual. Dalam hal ini, kerugian yang ditanggung penjual berkurang sebesar nilai yang diakui untuk barang yang diterima kembali tersebut. Dan dimungkinkan pula, pemilikan kembali justru menghasilkan keuntungan, walaupun keadaan ini jarang terjadi. Persoalan yang muncul dalam pemilikan kembali barang yang telah dijual ini adalah mengenai penentuan nilai barang tersebut pada saat dimiliki kembali. Ada beberapa pendapat mengenai dasar yang dapat dipakai untuk penilaian terhadap barang yang dimiliki kembali yaitu:

(1)   Harga pasar pada saat dimiliki kembali.

Pendapat ini didasarkan pada alasan bahwa karena si penjual tidak membeli barang tersebut, tetapi terpaksa harus menerima kembali barang tersebut untuk memperkecil atau menghindari kerugian bila barang tersebut dijual lagi, maka barang yang dimiliki kembali ini harus dicatat pada harga pasar pada saat itu. Biaya perbaikan yang diperlukan setelah barang ini dimiliki kembali, boleh dikapitalisir bila nilai barang yang dicatat setelah adanya tambahan biaya perbaikan tidak melebihi harga jual yang diperkirakan.

(2)   Perkiraan harga barang bila dijual lagi dikurangi dengan perkiraan biaya     perbaikan yang diperlukan dan laba kotor normal yang diharapkan. Dengan        demikian, biaya perbaikan yang sesungguhnya terjadi setelah





barang dimiliki kembali harus dikapitalisasi sebagai penambah nilai barang  yang telah dicatat.

(3)   Harga pasar atau harga pokok, mana yang lebih rendah. Harga pokok yang dimaksudkan di sini adalah harga pokok barang yang belum diperoleh kembali yaitu sebesar % harga pokok dari harga jual saldo piutang penjualan angsuran atau selisih antara saldo piutang penjualan angsuran dengan saldo laba kotor penjualan angsuran yang belum direalisir.              



2.1.6        Pengakuan Laba Kotor

            Pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran dapat dilakukan dengan dua cara:

(1)   Laba kotor diakui pada saat penjualan (Accrual-basic)

            Pada cara ini laba kotor diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada pelanggan. Sebagai konsekuensinya, semua biaya yang berhubungan dengan penjualan tersebut harus dibebankan dalam periode terjadinya penjualan. Antara lain adalah biaya penagihan piutang, kerugian tak tertagih piutang dan kerugian pembatalan perjanjian penjualan.

            Biaya-biaya ini harus diperkirakan untuk selanjutnya dicatat dalam rekening “Cadangan Kerugian Piutang” dan rekening “Cadangan Biaya Penagihan”.

(2)   Laba kotor diakui pada saat realisasi penerimaan kas (Cash-basic)

            Pada cara ini laba kotor yang terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari penjualan yang direalisasi dalam periode bersangkutan. Prosedur ini biasanya dipergunakan untuk kontrak-kontrak penjualan yang jangka waktunya melampaui satu periode akuntansi.

           





2.1.7    Metode Perhitungan Bunga Pada Penjualan Angsuran

            Karena periode pembayaran angsuran yang panjang maka biasanya kepada pembeli dibebankan bunga. Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang tersebut.  Bunga ini biasanya dibayar bersama-sama dengan pembayaran atas harga-jualnya. Bunga yang dibebankan kepada pembeli dapat dihitung dengan beberapa macam metode, yaitu:



(1)  Metode bunga jangka panjang (long-end interest)

            Bunga dihitung berdasarkan saldo pokok piutang selama jangka waktu angsuran. Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran. Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai saldo pokok piutang pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan, sehingga jumlahnya akan semakin berkurang dari angsuran yang satu dengan angsuran berikutnya.

Rumus bunga per-periode = i x a/n x Ps

Dimana :                i     =          Tingkat bunga

                              a    =          Periode pembayaran

                              n   =          Jangka waktu pembayaran

                              Ps =          Sisa harga kontrak bulan sebelumnya



(2) Metode bunga jangka pendek (short-end interest)

            Bunga dihitung berdasarkan jumlah pembayaran angsuran untuk pokok piutang yang tetap jumlahnya dengan jangka waktu dari saat kontrak penjualan cicilan ditandatangani sampai dengan saat pembayaran angsuran tersebut.

Rumus bunga per-periode = i x As/n x P

Dimana :                As  =          Periode pembayaran bulan yang bersangkutan

                              P    =          Angsuran atas pokok piutang yang tetap jumlahnya.







(3)   Metode annuitet

            Disini jumlah pembayaran angsuran dari periode ke periode jumlahnya tetap sama. Dalam jumlah tersebut sudah diperhitungkan pembayaran bunga atas sisa pokok piutang dan angsuran atas pokok kontrak itu sendiri.

Rumus mencari annuitet

                                                 1

                            1  - 

                                          (1 + i )n

          A       =  

                                     i



Dimana :                A   =          Annuited

                     1             =          Nilai tunai (present value)

                 (1 + i)n



                                                Sisa harga kontrak

Jumlah pembayaran angsurannya =

                                                 Faktor annuitet



(4) Metode (sisa) harga kontrak

            Pada cara yang terakhir ini, besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya.

Bunga per-periode = i / jumlah angsuran

2.1.8        Pencatatan Jurnal

            Pada saat transaksi, pencatatan di dalam buku penjual adalah sebagai berikut:

Kas
Piutang dagang angsuran
           Penjualan angsuran
xxxxxxxxx
xxxxxxxxx


xxxxxxxxx



Jurnal pada saat pembayaran angsuran  adalah sebagai berikut:



Kas                                                      xxxxxxxxx
          Piutang dagang angsuran                                                         xxxxxxxxx
          Pendapatan bunga                                                                    xxxxxxxxx







2.2      Penelitian Terdahulu



            Cara untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan agar selalu dalam keadaan yang optimal, yaitu dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi dimiliki yang jumlahnya terbatas secara efisien dan mampu melihat kesempatan-kesempatan yang ada dimasa yang akan datang serta merencanakan bagaimana menghadapinya sehingga tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat tercapai.



2.3      Hipotesis

    Kita bisa mengetahui bagaimana perhitungan bunga angsuran dengan menggunakan metode metode Long End Interest, metode Short End Interest, metode Anuitas dan (sisa) Harga Kontrak

BAB  III


3.1 Metode Penelitian




Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis berusaha mendapatkan data meliputi dua tahap, yaitu:

1.5.1       Studi Kepustakaan

Yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku atau literatur dan catatan yang berhubungan dengan penulisan selama penulis mengikuti kuliah di Universitas Gunadarma.

1.5.2                Studi Lapangan

      1.5.2.1    Observasi

Yaitu dengan melihat dan mempelajari secara langsung pada obyek penelitian.

1.5.2.2     Wawancara

Yaitu dengan menanyakan langsung kepada pihak-pihak perusahaan yang menangani suatu operasi yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.

BAB  IV



4.1 Deskripsi Data, Hasil Penelitian dan Analisa

4.1.1 Data Penjualan Angsuran

            Dalam melakukan penjualan angsuran, perusahaan menghitung bunga dengan menggunakan metode Long End Interest. Penulisan ini membandingkan perhitungan tersebut dengan metode Short End Interest, Anuitas dan (sisa) Harga Kontrak untuk mengetahui apakah metode yang digunakan oleh perusahaan  lebih menguntungkan.

            Perusahaan Kembar Motor pada bulan April 2004 menjual mobil jenis sedan bermerk New COROLLA, tahun 1999 dengan harga Rp. 126.000.000,00 atas dasar perjanjian penjualan angsuran. Dengan ketentuan seluruh biaya yang terjadi dalam kepemilikan mobil menjadi tanggung jawab perusahaan. Uang muka (down payment) ditetapkan sebesar Rp. 37.800.000,00 sedang sisanya dibayar dalam waktu 2 tahun dengan 24 kali angsuran dan bunga ditetapkan 12% per dua tahun.



Perhitungan :

Harga jual                                                                                Rp. 126.000.000,00

Uang muka (down payment)                                                  Rp.   37.800.000,00

Dibayar 24 kali angsuran tiap 1 bulan                                     Rp.   88.200.000,00

Besar pembayaran setiap kali angsuran                                   Rp.     3.675.000,00



4.1.2 Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Dengan Metode Long End Interest

            Pada cara ini bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran, yaitu 1 bulan.  Bunga diperhitungkan dari sisa pokok piutang pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan. Dibawah ini disusun tabel pembayaran, sebagai berikut :



18

Tabel 4.1

Perhitungan Pembayaran Angsuran Dengan Metode Long End Interest

Bulan pembayaran
Bunga
(Rp)
Piutang
(Rp)
Total
(Rp)
Saldo piutang
(Rp)
April      2004
-
-
-
126.000.000
April
-
37.800.000
 37.800.000
88.200.000
Mei
    *)441.000
3.675.000
4.116.000
84.525.000
Juni
422.625
3.675.000
4.097.625
80.850.000
Juli
404.250
3.675.000
4.079.250
77.175.000
Agustus
385.875
3.675.000
4.060.875
73.500.000
September
367.500
3.675.000
4.042.500
69.825.000
Oktober
349.125
3.675.000
4.024.125
66.150.000
November
330.750
3.675.000
4.005.750
62.475.000
Desember
312.375
3.675.000
3.987.375
58.800.000
Januari   2005
294.000
3.675.000
3.969.000
55.125.000
Februari
275.625
3.675.000
3.950.625
51.450.000
Maret
257.250
3.675.000
3.932.250
47.775.000
April
238.875
3.675.000
3.913.875
44.100.000
Mei
220.500
3.675.000
3.895.500
40.425.000
Juni
202.125
3.675.000
3.877.125
36.750.000
Juli
183.750
3.675.000
3.858.750
33.075.000
Agustus
165.375
3.675.000
3.840.375
29.400.000
September
147.000
3.675.000
3.822.000
25.725.000
Oktober
128.625
3.675.000
3.803.625
22.050.000
November
110.250
3.675.000
3.785.250
18.375.000
Desember
91.875
3.675.000
3.766.875
14.700.000
Januari   2006
73.500
3.675.000
3.748.500
11.025.000
Februari
55.125
3.675.000
3.730.125
7.350.000
Maret
36.750
3.675.000
3.711.750
3.675.000
April
    **)18.375
3.675.000
3.693.375
-
Jumlah
   5.512.500
126.000.000
131.512.500




*)        12%   x          1           x   Rp. 88.200.000,00   =  Rp. 441.000

                              24      

**)      12%   x         1          x   Rp.   3.675.000,00   =  Rp     18.375

                              24

            Dari table diatas dapat diketahui, bahwa dengan menggunakan metode Long End    Interest    perusahaan     akan    memperoleh    total    pokok    piutang  sebesar  

Rp. 88.200.000,00 dan bunga penjualan angsuran sebesar Rp. 5.512.500,00 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp. 131.512.500,00

            Dari tabel tersebut, maka pencatatan pembayaran angsuran didalam buku penjual adalah sebagai berikut :

April 2004

Penjualan angsuran sebuah mobil seharga Rp. 126.000.000,00 dengan uang muka Rp. 37.800.000,00


Kas
Piutang dagang angsuran
             Penjualan angsuran



       37.800.000,00
88.200.000,00






126.000.000,00


Mei 2004

Pembayaran angsuran pertama sebesar Rp. 3.675.000,00 bunga 12% per dua tahun dari saldo piutang sebesar Rp. 88.200.000,00

Kas
             Piutang dagang angsuran
             Pendapatan bunga
4.116.000,00

3.675.000,00
           441.000,00



Pencatatan selanjutnya atas pembayaran cicilan yang terjadi diperlakukan sama seperti pencatatan tersebut diatas.

            Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode Long End Interest pembayaran pertama yang diterima penjual lebih besar dari pembayaran kedua dan terus berkurang sampai dengan pembayaran terakhir. Diharapkan akan mengurangi atau  menghindari kerugian yang mungkin akan terjadi dalam pemilikan kembali barang dikarenakan pembeli tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya.

            Tujuan utama dalam usaha adalah mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Untuk itu penulis memberikan beberapa alternatif lain perhitungan bunga penjualan angsuran, yaitu:



4.2.1 Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Dengan Metode Short End Interest

            Pada metode ini bunga dihitung berdasarkan jumlah pelunasan pokok piutang yang tetap jumlahnya, setiap bulan dengan jangka waktu dari April 2004 sampai dengan saat pembayaran angsuran yaitu pada akhir bulan yang bersangkutan.

            Pembayaran yang harus dilakukan akan terlihat seperti didalam tabel berikut ini :







Tabel

Perhitungan Pembayaran Angsuran Dengan Metode Short End Interest

Bulan pembayaran
Bunga
(Rp)
Piutang
(Rp)
Total
(Rp)
Saldo piutang
(Rp)
April      2004
-
-
-
126.000.000
April
-
37.800.000
  37.800.000
88.200.000
Mei
*)18.375
3.675.000
3.693.375
84.525.000
Juni
36.750
3.675.000
3.711.750
80.850.000
Juli
55.125
3.675.000
3.730.125
77.175.000
Agustus
73.500
3.675.000
3.748.500
73.500.000
September
91.875
3.675.000
3.766.875
69.825.000
Oktober
110.250
3.675.000
3.785.250
66.150.000
November
128.625
3.675.000
3.803.625
62.475.000
Desember
147.000
3.675.000
3.822.000
58.800.000
Januari   2005
165.375
3.675.000
3.840.375
55.125.000
Februari
183.750
3.675.000
3.858.750
51.450.000
Maret
202.125
3.675.000
3.877.125
47.775.000
April
220.500
3.675.000
3.895.500
44.100.000
Mei
238.875
3.675.000
3.913.875
40.425.000
Juni
257.250
3.675.000
3.932.250
36.750.000
Juli
275.625
3.675.000
3.950.625
33.075.000
Agustus
294.000
3.675.000
3.969.000
29.400.000
September
312.375
3.675.000
3.987.375
25.725.000
Oktober
330.750
3.675.000
4.005.750
22.050.000
November
349.125
3.675.000
4.024.125
18.375.000
Desember
367.500
3.675.000
4.042.500
14.700.000
Januari   2006
385.875
3.675.000
4.060.875
11.025.000
Februari
404.250
3.675.000
4.079.250
7.350.000
Maret
422.625
3.675.000
4.097.625
3.675.000
April
 **)441.000
3.675.000
4.116.000
-
Jumlah
   5.512.500
126.000.000
131.512.500




*)       12%   x          1    x    Rp. 3.675.000,00    =    Rp. 18.375,00

                              24

**)    12%     x         24    x    Rp. 3.675.000,00   =   Rp. 441.000,00

                              24

            Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa dengan menggunakan metode Short End    Interest    perusahaan    akan   memperoleh     total    pokok   piutang    sebesar

Rp. 88.200.000,00 dan bunga penjualan angsuran sebesar Rp. 5.512.500,00 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp. 131.512.500,00

            Dalam hal ini hendaknya diperhatikan bahwa jumlah pembayaran bunga tidak sesuai dengan beban bunga yang benar-benar terjadi terhadap sisa pokok piutang yang belum dibayar.  Oleh karena itu didalam mencatat bunga yang akan diterima oleh penjual harus dicatat adanya piutang bunga yang masih diperhitungkan

            Dari tabel tersebut, maka pencatatan pembayaran angsuran didalam buku penjual adalah sebagai berikut :

April 2004

Penjualan angsuran sebuah mobil seharga Rp. 126.000.000,00 dengan uang muka Rp. 37.800.000,00


Kas
Piutang dagang angsuran
             Penjualan angsuran



37.800.000,00
88.200.000,00






126.000.000,00


Mei 2004

Pembayaran angsuran pertama sebesar Rp. 3.693.375,00 bunga 12% per dua tahun dari angsuran yang bersangkutan

Kas
Piutang pendapatan bunga
             Piutang dagang angsuran
             Pendapatan bunga
         3.693.375
             422.625


3.675.000
         441.000

Pencatatan selanjutnya atas pembayaran cicilan yang terjadi diperlakukan sama seperti pencatatan tersebut diatas.





4.2.2  Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Dengan Metode Anuitas

            Dengan metode ini akan dihitung lebih dahulu total jumlah pembayaran setiap bulan yang besarnya tetap sama.   Dengan menggunakan rumus, terlebih dahulu dicari anuitetnya sebagai berikut :

                        1      _                 1

                                                          (1+0,005)24

A      =                                    

                                       0,005



                        1  -  0,11281433

A       =                                                =    22,56286619

                             0,005        

            Apabila sudah diketahui factor anuitetnya, maka jumlah pembayaran cicilan setiap bulan  adalah sebagai berikut :

                        Rp. 88.200.000,00

          =                                                =  Rp. 3.909.077,83

                            22,56286619

Dilakukan pembulatan menjadi Rp. 3.909.078

Jadi besarnya pembayaran setiap tahun adalah Rp. 3.909.078 yang terdiri dari pelunasan pokok piutang dan pembayaran bunga.  Besarnya bunga setiap bulan dihitung dari sisa pokok piutang pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan. Dengan demikian besarnya bunga setiap bulan akan semakin kecil, sedangkan besarnya pelunasan pokok piutang semakin besar dari  bulan yang satu dengan bulan bulan berikutnya. Seperti yang terlihat dalam tabel berikut :









Tabel

Perhitungan Pembayaran Angsuran Dengan Metode Anuitas

Bulan pembayaran
Bunga
(Rp)
Piutang
(Rp)
Total
(Rp)
Saldo piutang
(Rp)
April      2004
-
-
-
126.000.000
April
-
37.800.000
  37.800.000
88.200.000
Mei
*)441.000
3.468.078
3.909.078
84.731.922
Juni
423.660
3.485.418
3.909.078
81.246.504
Juli
406.232
3.502.846
3.909.078
77.743.658
Agustus
388.718
3.520.360
3.909.078
74.223.298
September
371.116
3.537.962
3.909.078
70.685.336
Oktober
353.427
3.555.651
3.909.078
67.129.685
November
335.648
3.573.430
3.909.078
63.556.255
Desember
317.781
3.591.297
3.909.078
59.964.958
Januari   2005
299.825
3.609.253
3.909.078
56.355.705
Februari
281.778
3.627.300
3.909.078
52.728.405
Maret
263.642
3.645.436
3.909.078
49.082.969
April
245.415
3.663.663
3.909.078
45.419.306
Mei
227.096
3.681.982
3.909.078
41.737.324
Juni
208.687
3.700.391
3.909.078
38.036.933
Juli
190.185
3.718.893
3.909.078
34.318.040
Agustus
171.590
3.737.488
3.909.078
30.580.552
September
152.903
3.756.175
3.909.078
26.824.377
Oktober
134.122
3.774.956
3.909.078
23.049.421
November
115.247
3.793.831
3.909.078
19.255.590
Desember
96.278
3.812.800
3.909.078
15.442.790
Januari   2006
77.214
3.831.864
3.909.078
11.610.926
Februari
58.055
3.851.023
3.909.078
7.759.903
Maret
38.800
3.870.278
3.909.078
3.889.625
April
**)19.448
3.889.630
3.909.078
-
Jumlah
5.617.867
126.000.000
131.617.867




*)       12%   x         1       x    Rp. 88.200.000,00    =    Rp. 441.000,00

                              24

**)      12%     x        1        x     Rp.   3.889.625,00   =    Rp.   19.448,00

                              24

            Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa dengan menggunakan metode Anuitas perusahaan akan memperoleh total pokok piutang sebesar Rp. 88.200.000,00 dan bunga penjualan angsuran sebesar Rp. 5.617.867,00 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp. 131.617.867,00

            Dari tabel tersebut, maka pencatatan pembayaran angsuran didalam buku penjual adalah sebagai berikut :

Mei 2004

Pembayaran angsuran pertama sebesar Rp. 3.909.078,00 bunga 12% dari sisa pokok piutang dan pelunasan pokok piutang sebesar Rp. 3.468.078,00

Kas
             Piutang dagang angsuran
             Pendapatan bunga
3.909.078,00

3.468.078,00
           441.000,00



Pencatatan selanjutnya atas pembayaran cicilan yang terjadi diperlakukan sama seperti pencatatan tersebut diatas.



4.2.3 Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Dengan Metode (sisa) Harga Kontrak

            Pada metode yang terakhir ini, besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja, dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya. Daftar pembayaran angsuran sebagai berikut :

Tabel

Perhitungan Pembayaran Angsuran Dengan Metode (sisa) Harga Kontrak

Bulan pembayaran
Bunga
(Rp)
Piutang
(Rp)
Total
(Rp)
Saldo piutang
(Rp)
April     2004
-
-
-
126.000.000
April
-
37.800.000
37.800.000
88.200.000
Mei
441.000
3.675.000
4.116.000
84.525.000
Juni
441.000
3.675.000
4.116.000
80.850.000
Juli
441.000
3.675.000
4.116.000
77.175.000
Agustus
441.000
3.675.000
4.116.000
73.500.000
September
441.000
3.675.000
4.116.000
69.825.000
Oktober
441.000
3.675.000
4.116.000
66.150.000
November
441.000
3.675.000
4.116.000
62.475.000
Desember
441.000
3.675.000
4.116.000
58.800.000
Januari  2005
441.000
3.675.000
4.116.000
55.125.000
Februari
441.000
3.675.000
4.116.000
51.450.000
Maret
441.000
3.675.000
4.116.000
47.775.000
April
441.000
3.675.000
4.116.000
44.100.000
Mei
441.000
3.675.000
4.116.000
40.425.000
Juni
441.000
3.675.000
4.116.000
36.750.000
Juli
441.000
3.675.000
4.116.000
33.075.000
Agustus
441.000
3.675.000
4.116.000
29.400.000
September
441.000
3.675.000
4.116.000
25.725.000
Oktober
441.000
3.675.000
4.116.000
22.050.000
November
441.000
3.675.000
4.116.000
18.375.000
Desember
441.000
3.675.000
4.116.000
14.700.000
Januari  2006
441.000
3.675.000
4.116.000
11.025.000
Februari
441.000
3.675.000
4.116.000
7.350.000
Maret
441.000
3.675.000
4.116.000
3.675.000
April
 


Jumlah
441.000

10.584.000
3.675.000

126.000.000
4.116.000

136.584.000
-




            Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa dengan menggunakan metode (sisa) harga kontrak perusahaan akan memperoleh total pokok piutang sebesar Rp. 88.200.000,00 dan bunga penjualan angsuran sebesar Rp. 10.584.000,00 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp. 136.584.000,00

            Dari tabel tersebut, maka pencatatan pembayaran angsuran didalam buku penjual adalah sebagai berikut :

Mei 2004

Pembayaran angsuran pertama sebesar Rp. 4.116.000,00 bunga 12% dari sisa pokok piutang dan pelunasan pokok piutang sebesar Rp. 3.675.000,00

Kas
             Piutang dagang angsuran
             Pendapatan bunga
4.116.000

3.675.000
                441.000



Pencatatan selanjutnya atas pembayaran cicilan yang terjadi diperlakukan sama seperti pencatatan tersebut diatas.



4.1.3   Analisa Perbandingan Metode  Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran

            Setelah dilakukan perhitungan bunga penjualan angsuran dengan menggunakan metode Long End Interest, Short End Interest, (sisa) Harga Kontrak dan Anuitas, maka dapat dilihat perbandingannya seperti dalam tabel berikut :





Tabel

Perbandingan Perhitungan Pembayaran Angsuran

Keterangan
Metode Long End Interest
Metode Short End Interest
Metode Anuitas
Metode (sisa) Harga Kontrak
Pokok piutang
126.000.000
126.000.000
126.000.000
126.000.000
Bunga
5.512.500
5.512.500
5.617.867
10.584.000
Total pendapatan
131.512.500
131.512.500
131.617.872
136.584.000



            Dengan menggunakan metode Long End Interest dalam perhitungan bunga penjualan angsurannya, perusahaan akan memperoleh pendapatan  bunga sebesar   Rp. 5.512.500,00 yaitu terdapat selisih kurang sebesar Rp. 105.367,00 dengan metode Anuitas  dan  Rp. 5.071.500,00 dengan metode (sisa) Harga Kontrak.

             Tujuan utama dalam usaha adalah mendapatkan laba sebesar-besarnya. Dilain pihak, konsumen ingin memperoleh biaya yang rendah. Untuk itu perusahaan harus dapat menentukan strategi penjualan agar ketetapan yang dibuat oleh perusahaan dapat dirasakan keuntungannya oleh kedua belah pihak. 

BAB  V

PENUTUP




5.1 Kesimpulan

Pada metode Long End Interest dan Short End Interest akan menghasilkan pendapatan bunga yang sama. Yang membedakan adalah saat pembayaran angsuran. Dengan metode Long End Interest pembayaran pertama lebih besar dari pembayaran kedua dan akan terus berkurang sampai dengan pembayaran terakhir. Sedangkan dengan metode Short End Interest pembayaran pertama lebih kecil dari pembayaran kedua dan akan semakin besar sampai dengan pembayaran terakhir.

Perhitungan bunga penjualan angsuran dengan menggunakan metode Long End Interest dan metode Anuitas akan menghasilkan pendapatan bunga dengan selisih yang tidak tajam. Dengan kedua metode ini, bunga dihitung dari saldo pokok piutang setiap awal periode. Jumlah pembayaran setiap periode angsuran terdiri dari pelunasan pokok piutang dan pendapatan bunga. Perbedaannya adalah pada metode Long End Interest pokok pelunasan piutang jumlah adalah tetap. Pada metode Anuitas, besarnya pembayaran angsuran dari periode pertama sampai periode erakhir besarnya tetap.

Pada metode (sisa) Harga Kontrak bunga penjualan angsuran akan menghasilkan perhitungan pendapatan bunga yang lebih besar dari metode Long End Interest. Hal ini disebabkan bahwa pada metode Long End Interest bunga dihitung berdasarkan saldo pokok piutang pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan. Sedangkan pada metode (sisa) Harga Kontrak bunga dihitung berdasarkan total pokok piutang.



5.2 Saran

            Tujuan utama dalam usaha adalah mendapatkan laba sebesar-besarnya.  Tetapi, mengingat banyak berkembang usaha sejenis dan banyaknya mobil baru  dengan harga di bawah Rp. 100.000.000,00 yang ditawarkan produsen mobil, perusahaan harus dapat menentukan strategi penjualan agar ketetapan yang dibuat oleh perusahaan dapat dirasakan juga keuntungannya oleh konsumen.

            Perusahaan Kembar Motor melakukan perhitungan bunga penjualan angsuran dengan menggunakan metode Long End Interest. Perusahaan memperoleh pendapatan bunga yang besar diawal mengakibatkan cepatnya penerimaan kas disamping itu pembayaran yang dilakukan konsumen akan terasa semakin ringan.

             Sebaiknya  perusahaan menggunakan  metode Anuitas. Karena metode ini memiliki kelebihan yang terdapat dalam metode Long End Interest tersebut. Dengan metode Anuitas  akan memudahkan konsumen karena jumlah yang harus dibayar dari periode pertama sampai dengan periode terakhir adalah tetap. Disamping itu perhitungan dengan metode Anuitas akan menghasilkan pendapatan bunga yang lebih tinggi bagi perusahaan. Perusahaan juga perlu meningkatkan fasilitas pelayanan yang diharapkan akan menarik lebih banyak konsumen.