BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dengan
berkembangnya suatu negara, maka secara otomatis berkembang pula dunia usaha
bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai bidang usaha dan
tidak sedikit pula yang meraup sukses.
Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen
dalam melakukan fungsi pengendalian dan perencanaan.
Cara
untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan agar selalu
dalam keadaan yang optimal, yaitu dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi
dimiliki yang jumlahnya terbatas secara efisien dan mampu melihat
kesempatan-kesempatan yang ada dimasa yang akan datang serta merencanakan
bagaimana menghadapinya sehingga tujuan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang dapat tercapai.
Perusahaan
didirikan untuk menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
dengan tujuan memperoleh laba semaksimal mungkin. Perusahaan yang bergerak
dalam bidang perdagangan, perolehan laba
atas penjualan produk dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu tunai dan angsuran. Pada penjualan angsuran,
terdapat perjanjian untuk melindungi penjual dari kemungkinan tidak tertagihnya
piutang. Dan pada umumnya laba kotor diakui pada saat penyerahan barang yang
ditandai dengan timbulnya tagihan kepada pelanggan.
Dalam
perkembangannya penjualan angsuran lebih diminati oleh masyarakat, khususnya
penjualan atas barang dengan nominal yang tinggi. Ini dikarenakan
ketidakmampuan calon pelanggan untuk membayar tunai dan penjualan angsuran dinilai lebih
menguntungkan. Hal ini dikarenakan calon pelanggan dapat memiliki produk dengan
hanya menyerahkan sejumlah uang yang jumlahnya relatif kecil.
Melihat
fenomena tersebut, maka penulis mencoba memberi judul penulisan ilmiah yaitu “ PENENTUAN PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN
PADA PERUSAHAAN KEMBAR MOTOR”.
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan data yang didapat,
maka yang menjadi pokok masalah dalam penulisan ini adalah: “Bagaimana
perhitungan bunga angsuran dengan menggunakan metode metode Long End Interest,
metode Short End Interest, metode Anuitas dan (sisa) Harga Kontrak?”.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui perhitungan bunga dengan menggunakan metode Long End Interest dan
membandingkannya dengan metode Short End
Interest, Anuitas dan (sisa) Harga Kontrak.
1.4 Kerangka
Pemikiran
Dalam jurnal ilmiah ini penulis
membatasi masalah pada perhitungan bunga dalam penjualan angsuran untuk produk
jenis New COROLLA tahun 1999, pada bulan April 2004 berdasarkan
metode yang digunakan oleh perusahaan yaitu metode Long End Interest, dan
membandingkannya dengan Short End Interest , Anuitas dan Sisa Harga Kontrak.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kajian Teori
2.1.1
Pengertian Penjualan Angsuran
Pada berbagai bidang usaha, cara
penjualan angsuran adalah salah satu
upaya untuk mencapai skala operasi yang besar.
Penjualan angsuran adalah
penjualan yang dilakukan berdasarkan rencana pembayaran yang ditangguhkan,
dimana pihak penjualan menerima uang muka (down-payment) dan sisanya
dalam bentuk pembayaran cicilan selama beberapa tahun. (Allan R Drebin,
1991,121).
Penjualan angsuran adalah penjualan
yang dilakukan dengan perjanjian di mana pembayarannya dilaksanakan secara
bertahap, yaitu;
(1)
Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli,
penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (diberikan
down-payment).
(2)
Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran. (H Yunus
& Harnanto, 1999,109).
Penjualan angsuran adalah penjualan
yang pembayarannya diterima dalam beberapa kali angsuran periodik selama jangka
waktu beberapa bulan atau tahun. (Dewi Ratnaningsih,1993, 123).
Perbedaan penjualan angsuran dengan
penjualan kredit biasa adalah:
(1)
Periode pembayaran penjualan angsuran lebih lama
daripada periode pembayaran penjualan
kredit biasa (umumnya 30-90 hari). Periode pembayaran berkisar antara 6 bulan
sampai 5 tahun untuk penjualan seperti mobil dan perabot rumah tangga, dan
sampai 30 tahun atau lebih untuk penjualan seperti tanah dan bangunan.
5
(2)
Hak milik atas barang berpindah ke tangan pembeli pada
saat transaksi penjualan kredit biasa terjadi, hal ini tidak terjadi pada
penjualan angsuran
(3)
Resiko kerugian tak tertaginya piutang dan biaya
penagihan piutang akan lebih besar jumlahnya pada penjualan angsuran daripada
penjualan kredit biasa.
2.1.2
Pengertian Piutang
Piutang dapat
diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu :
(1) Piutang
dagang (usaha),
(2) Piutang bukan dagang,
(3) Piutang
penghasilan. (Zaki Baridwan, 1992, 124)
Piutang dagang
(usaha), menunjukkan piutang
yang timbul dari penjualan
barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Kadang piutang bukan
dagang dan piutang penghasilan digabung menjadi satu dan dinamakan piutang
lain-lain, atau piutang yang timbul bukan dari penjualan barang-barang atau
jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.
2.1.3 Jaminan
Bagi Pihak Penjual
Periode pembayaran penjualan
angsuran yang lama, mengakibatkan resiko tak tertagihnya piutang dan biaya
pengumpulan piutang yang lebih besar. Untuk mengurangi resiko kerugian yang
dapat terjadi, biasanya perjanjian penjualan angsuran ditentukan sebagai
berikut:
(1)
Pada saat perjanjian penjualan angsuran disetujui,
pembeli harus membayar suatu jumlah tertentu yang merupakan uang muka dan sisa
harga jual dibayar angsuran.
(2)
Kepada pembeli dibebankan bunga yang biasanya sudah
dimasukkan dalam perhitungan total pembayaran angsuran.
(3)
Hak milik atas barang tetap berada di tangan penjual
sampai seluruh atau sebagian dari harga jual telah dibayar.
(4)
Dalam hal pembeli tidak mampu untuk melunasi semua
kewajibannya, penjual berhak untuk menarik kembali barang yang telah dijual
tersebut.
Hak penjual untuk menarik kembali
barang yang telah dijual bila pembeli tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya,
sering merupakan cara yang kurang tepat. Hal ini disebabkan karena nilai barang
yang dijual, turun lebih cepat daripada saldo piutangnya, sehingga pemilikan
kembali barang tersebut tidak dapat menutup kerugian tak tertagihnya saldo
piutang. Untuk mengurangi atau menghindari kerugian yang terjadi dalam
pemilikan kembali, maka harus diperhatikan:
(1)
Jumlah uang muka dan pembayaran-pembayaran angsuran
berikutnya, harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan
nilai barang yang dijual.
(2)
Periode pembayaran angsuran jangan melebihi umur
ekonomis dari barang yang dijual. Tidak telalu lama atau panjang, sebaiknya
tiap bulan.
2.1.4
Bentuk Perjanjian Penjualan Angsuran
(1)
Perjanjian penjualan bersyarat, dimana barang-barang
telah diserahkan, tetapi hak atas
barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruhnya pembayaran sudah
lunas.
(2)
Pada saat perjanjian ditanda-tangani dan pembayaran
pertama telah
dilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikkan untuk
bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada penjual.
(3)
Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan
kepada suatu badan “trust” (trustee)
sampai pembayaran harga penjualan dilunasi.
Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas
barang-barang itu kepada pembeli.
(4)
Beli sewa, dimana barang-barang diserahkan kepada
pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah
dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.
2.1.5
Karakteristik Penjualan Angsuran Dalam Pemilikan
Kembali
Pada umumnya, kegagalan
pelunasan piutang dari seorang pembeli diikuti dengan pemilikan kembali barang
yang telah dijual. Dalam hal ini, kerugian yang ditanggung penjual berkurang
sebesar nilai yang diakui untuk barang yang diterima kembali tersebut. Dan
dimungkinkan pula, pemilikan kembali justru menghasilkan keuntungan, walaupun
keadaan ini jarang terjadi. Persoalan yang muncul dalam pemilikan kembali
barang yang telah dijual ini adalah mengenai penentuan nilai barang tersebut
pada saat dimiliki kembali. Ada beberapa pendapat mengenai dasar yang dapat
dipakai untuk penilaian terhadap barang yang dimiliki kembali yaitu:
(1)
Harga pasar pada saat dimiliki kembali.
Pendapat ini
didasarkan pada alasan bahwa karena si penjual tidak membeli barang tersebut, tetapi
terpaksa harus menerima kembali barang tersebut untuk memperkecil atau
menghindari kerugian bila barang tersebut dijual lagi, maka barang yang
dimiliki kembali ini harus dicatat pada harga pasar pada saat itu. Biaya
perbaikan yang diperlukan setelah barang ini dimiliki kembali, boleh
dikapitalisir bila nilai barang yang dicatat setelah adanya tambahan biaya
perbaikan tidak melebihi harga jual yang diperkirakan.
(2)
Perkiraan harga barang bila dijual lagi dikurangi
dengan perkiraan biaya perbaikan yang
diperlukan dan laba kotor normal yang diharapkan. Dengan demikian, biaya perbaikan yang
sesungguhnya terjadi setelah
barang dimiliki kembali harus dikapitalisasi sebagai penambah nilai
barang yang telah dicatat.
(3)
Harga pasar atau harga pokok, mana yang lebih rendah.
Harga pokok yang dimaksudkan di sini adalah harga pokok barang yang belum
diperoleh kembali yaitu sebesar % harga pokok dari harga jual saldo piutang
penjualan angsuran atau selisih antara saldo piutang penjualan angsuran dengan
saldo laba kotor penjualan angsuran yang belum direalisir.
2.1.6
Pengakuan Laba Kotor
Pengakuan laba kotor dalam
penjualan angsuran dapat dilakukan dengan dua cara:
(1)
Laba kotor diakui pada saat penjualan (Accrual-basic)
Pada cara ini laba kotor diakui pada
saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada
pelanggan. Sebagai konsekuensinya, semua biaya yang berhubungan dengan
penjualan tersebut harus dibebankan dalam periode terjadinya penjualan. Antara
lain adalah biaya penagihan piutang, kerugian tak tertagih piutang dan kerugian
pembatalan perjanjian penjualan.
Biaya-biaya ini harus diperkirakan
untuk selanjutnya dicatat dalam rekening “Cadangan Kerugian Piutang” dan
rekening “Cadangan Biaya Penagihan”.
(2)
Laba kotor diakui pada saat realisasi penerimaan kas
(Cash-basic)
Pada cara ini laba kotor yang
terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari penjualan yang direalisasi
dalam periode bersangkutan. Prosedur ini biasanya dipergunakan untuk
kontrak-kontrak penjualan yang jangka waktunya melampaui satu periode
akuntansi.
2.1.7 Metode Perhitungan Bunga Pada Penjualan
Angsuran
Karena periode pembayaran
angsuran yang panjang maka biasanya kepada pembeli dibebankan bunga. Bunga
adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat
diperoleh dari penggunaan uang tersebut.
Bunga ini biasanya dibayar bersama-sama dengan pembayaran atas
harga-jualnya. Bunga yang dibebankan kepada pembeli dapat dihitung dengan
beberapa macam metode, yaitu:
(1) Metode bunga jangka panjang (long-end
interest)
Bunga dihitung berdasarkan saldo
pokok piutang selama jangka waktu angsuran. Pada cara ini beban bunga
diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran. Akan
tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai saldo pokok piutang pada
setiap awal periode angsuran yang bersangkutan, sehingga jumlahnya akan semakin
berkurang dari angsuran yang satu dengan angsuran berikutnya.
Rumus bunga per-periode = i x
a/n x Ps
Dimana : i = Tingkat bunga
a = Periode pembayaran
n = Jangka waktu pembayaran
Ps = Sisa
harga kontrak bulan sebelumnya
(2) Metode bunga jangka pendek
(short-end interest)
Bunga dihitung berdasarkan jumlah
pembayaran angsuran untuk pokok piutang yang tetap jumlahnya dengan jangka
waktu dari saat kontrak penjualan cicilan ditandatangani sampai dengan saat
pembayaran angsuran tersebut.
Rumus bunga per-periode = i x
As/n x P
Dimana : As = Periode pembayaran
bulan yang bersangkutan
P = Angsuran
atas pokok piutang yang tetap jumlahnya.
(3) Metode annuitet
Disini jumlah pembayaran angsuran
dari periode ke periode jumlahnya tetap sama. Dalam jumlah tersebut sudah
diperhitungkan pembayaran bunga atas sisa pokok piutang dan angsuran atas pokok
kontrak itu sendiri.
Rumus mencari annuitet
1
1 -
(1 + i )n
A =
i
Dimana : A = Annuited
1 = Nilai
tunai (present value)
(1 + i)n
Sisa harga kontrak
Jumlah pembayaran
angsurannya =
Faktor annuitet
(4) Metode (sisa) harga kontrak
Pada cara yang terakhir ini,
besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja dan selanjutnya pembayaran bunga
pada setiap angsuran adalah sama besarnya.
Bunga per-periode = i / jumlah
angsuran
2.1.8
Pencatatan Jurnal
Pada saat transaksi, pencatatan di
dalam buku penjual adalah sebagai berikut:
Kas
Piutang dagang angsuran
Penjualan angsuran
|
xxxxxxxxx
xxxxxxxxx
|
xxxxxxxxx
|
Jurnal pada saat pembayaran
angsuran adalah sebagai berikut:
Kas xxxxxxxxx
Piutang dagang angsuran xxxxxxxxx
Pendapatan bunga xxxxxxxxx
2.2 Penelitian Terdahulu
Cara
untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan agar selalu
dalam keadaan yang optimal, yaitu dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi
dimiliki yang jumlahnya terbatas secara efisien dan mampu melihat
kesempatan-kesempatan yang ada dimasa yang akan datang serta merencanakan
bagaimana menghadapinya sehingga tujuan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang dapat tercapai.
2.3
Hipotesis
Kita bisa mengetahui bagaimana perhitungan
bunga angsuran dengan menggunakan metode metode Long End Interest, metode Short
End Interest, metode Anuitas dan (sisa) Harga Kontrak
BAB III
3.1 Metode Penelitian
Dalam penyusunan
penulisan ilmiah ini, penulis berusaha mendapatkan data meliputi dua tahap,
yaitu:
1.5.1 Studi Kepustakaan
Yaitu
dengan membaca dan mempelajari buku-buku atau literatur dan catatan yang
berhubungan dengan penulisan selama penulis mengikuti kuliah di Universitas
Gunadarma.
1.5.2 Studi Lapangan
1.5.2.1 Observasi
Yaitu
dengan melihat dan mempelajari secara langsung pada obyek penelitian.
1.5.2.2
Wawancara
Yaitu dengan menanyakan langsung kepada
pihak-pihak perusahaan yang menangani suatu operasi yang berhubungan dengan
penulisan ilmiah ini.
BAB IV
4.1 Deskripsi Data, Hasil Penelitian
dan Analisa
4.1.1 Data Penjualan Angsuran
Dalam melakukan
penjualan angsuran, perusahaan menghitung bunga dengan menggunakan metode Long
End Interest. Penulisan ini membandingkan perhitungan tersebut dengan metode
Short End Interest, Anuitas dan (sisa) Harga Kontrak untuk mengetahui apakah
metode yang digunakan oleh perusahaan
lebih menguntungkan.
Perusahaan Kembar Motor pada bulan
April 2004 menjual mobil jenis sedan bermerk New COROLLA, tahun 1999 dengan
harga Rp. 126.000.000,00 atas dasar perjanjian penjualan angsuran. Dengan
ketentuan seluruh biaya yang terjadi dalam kepemilikan mobil menjadi tanggung
jawab perusahaan. Uang muka (down payment) ditetapkan sebesar Rp. 37.800.000,00
sedang sisanya dibayar dalam waktu 2 tahun dengan 24 kali angsuran dan bunga
ditetapkan 12% per dua tahun.
Perhitungan :
Harga jual Rp.
126.000.000,00
Uang muka (down
payment) Rp. 37.800.000,00
Dibayar 24 kali
angsuran tiap 1 bulan Rp. 88.200.000,00
Besar pembayaran
setiap kali angsuran Rp. 3.675.000,00
4.1.2 Perhitungan Bunga Penjualan
Angsuran Dengan Metode Long End Interest
Pada cara ini
bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran,
yaitu 1 bulan. Bunga diperhitungkan dari
sisa pokok piutang pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan. Dibawah
ini disusun tabel pembayaran, sebagai berikut :
18
Tabel 4.1
Perhitungan Pembayaran Angsuran
Dengan Metode Long End Interest
Bulan pembayaran
|
Bunga
(Rp)
|
Piutang
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
Saldo piutang
(Rp)
|
April 2004
|
-
|
-
|
-
|
126.000.000
|
April
|
-
|
37.800.000
|
37.800.000
|
88.200.000
|
Mei
|
*)441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
84.525.000
|
Juni
|
422.625
|
3.675.000
|
4.097.625
|
80.850.000
|
Juli
|
404.250
|
3.675.000
|
4.079.250
|
77.175.000
|
Agustus
|
385.875
|
3.675.000
|
4.060.875
|
73.500.000
|
September
|
367.500
|
3.675.000
|
4.042.500
|
69.825.000
|
Oktober
|
349.125
|
3.675.000
|
4.024.125
|
66.150.000
|
November
|
330.750
|
3.675.000
|
4.005.750
|
62.475.000
|
Desember
|
312.375
|
3.675.000
|
3.987.375
|
58.800.000
|
Januari 2005
|
294.000
|
3.675.000
|
3.969.000
|
55.125.000
|
Februari
|
275.625
|
3.675.000
|
3.950.625
|
51.450.000
|
Maret
|
257.250
|
3.675.000
|
3.932.250
|
47.775.000
|
April
|
238.875
|
3.675.000
|
3.913.875
|
44.100.000
|
Mei
|
220.500
|
3.675.000
|
3.895.500
|
40.425.000
|
Juni
|
202.125
|
3.675.000
|
3.877.125
|
36.750.000
|
Juli
|
183.750
|
3.675.000
|
3.858.750
|
33.075.000
|
Agustus
|
165.375
|
3.675.000
|
3.840.375
|
29.400.000
|
September
|
147.000
|
3.675.000
|
3.822.000
|
25.725.000
|
Oktober
|
128.625
|
3.675.000
|
3.803.625
|
22.050.000
|
November
|
110.250
|
3.675.000
|
3.785.250
|
18.375.000
|
Desember
|
91.875
|
3.675.000
|
3.766.875
|
14.700.000
|
Januari 2006
|
73.500
|
3.675.000
|
3.748.500
|
11.025.000
|
Februari
|
55.125
|
3.675.000
|
3.730.125
|
7.350.000
|
Maret
|
36.750
|
3.675.000
|
3.711.750
|
3.675.000
|
April
|
**)18.375
|
3.675.000
|
3.693.375
|
-
|
Jumlah
|
5.512.500
|
126.000.000
|
131.512.500
|
*) 12% x
1 x Rp. 88.200.000,00 = Rp.
441.000
24
**) 12%
x 1 x Rp. 3.675.000,00
= Rp 18.375
24
Dari table diatas dapat diketahui,
bahwa dengan menggunakan metode Long End
Interest perusahaan akan
memperoleh total pokok
piutang sebesar
Rp. 88.200.000,00
dan bunga penjualan angsuran sebesar Rp. 5.512.500,00 sehingga total kas yang
diterima sebesar Rp. 131.512.500,00
Dari tabel tersebut, maka pencatatan
pembayaran angsuran didalam buku penjual adalah sebagai berikut :
April 2004
Penjualan angsuran
sebuah mobil seharga Rp. 126.000.000,00 dengan uang muka Rp. 37.800.000,00
Kas
Piutang dagang
angsuran
Penjualan angsuran
|
37.800.000,00
88.200.000,00
|
126.000.000,00
|
Mei 2004
Pembayaran
angsuran pertama sebesar Rp. 3.675.000,00 bunga 12% per dua tahun dari saldo
piutang sebesar Rp. 88.200.000,00
Kas
Piutang dagang angsuran
Pendapatan bunga
|
4.116.000,00
|
3.675.000,00
441.000,00
|
Pencatatan
selanjutnya atas pembayaran cicilan yang terjadi diperlakukan sama seperti
pencatatan tersebut diatas.
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa
dengan menggunakan metode Long End Interest pembayaran pertama yang diterima
penjual lebih besar dari pembayaran kedua dan terus berkurang sampai dengan
pembayaran terakhir. Diharapkan akan mengurangi atau menghindari kerugian yang mungkin akan
terjadi dalam pemilikan kembali barang dikarenakan pembeli tidak dapat lagi
memenuhi kewajibannya.
Tujuan utama dalam usaha adalah
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Untuk itu penulis memberikan beberapa
alternatif lain perhitungan bunga penjualan angsuran, yaitu:
4.2.1 Perhitungan
Bunga Penjualan Angsuran Dengan Metode Short End Interest
Pada metode ini bunga dihitung
berdasarkan jumlah pelunasan pokok piutang yang tetap jumlahnya, setiap bulan
dengan jangka waktu dari April 2004 sampai dengan saat pembayaran angsuran
yaitu pada akhir bulan yang bersangkutan.
Pembayaran yang harus dilakukan akan
terlihat seperti didalam tabel berikut ini :
Tabel
Perhitungan Pembayaran Angsuran
Dengan Metode Short End Interest
Bulan pembayaran
|
Bunga
(Rp)
|
Piutang
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
Saldo piutang
(Rp)
|
April 2004
|
-
|
-
|
-
|
126.000.000
|
April
|
-
|
37.800.000
|
37.800.000
|
88.200.000
|
Mei
|
*)18.375
|
3.675.000
|
3.693.375
|
84.525.000
|
Juni
|
36.750
|
3.675.000
|
3.711.750
|
80.850.000
|
Juli
|
55.125
|
3.675.000
|
3.730.125
|
77.175.000
|
Agustus
|
73.500
|
3.675.000
|
3.748.500
|
73.500.000
|
September
|
91.875
|
3.675.000
|
3.766.875
|
69.825.000
|
Oktober
|
110.250
|
3.675.000
|
3.785.250
|
66.150.000
|
November
|
128.625
|
3.675.000
|
3.803.625
|
62.475.000
|
Desember
|
147.000
|
3.675.000
|
3.822.000
|
58.800.000
|
Januari 2005
|
165.375
|
3.675.000
|
3.840.375
|
55.125.000
|
Februari
|
183.750
|
3.675.000
|
3.858.750
|
51.450.000
|
Maret
|
202.125
|
3.675.000
|
3.877.125
|
47.775.000
|
April
|
220.500
|
3.675.000
|
3.895.500
|
44.100.000
|
Mei
|
238.875
|
3.675.000
|
3.913.875
|
40.425.000
|
Juni
|
257.250
|
3.675.000
|
3.932.250
|
36.750.000
|
Juli
|
275.625
|
3.675.000
|
3.950.625
|
33.075.000
|
Agustus
|
294.000
|
3.675.000
|
3.969.000
|
29.400.000
|
September
|
312.375
|
3.675.000
|
3.987.375
|
25.725.000
|
Oktober
|
330.750
|
3.675.000
|
4.005.750
|
22.050.000
|
November
|
349.125
|
3.675.000
|
4.024.125
|
18.375.000
|
Desember
|
367.500
|
3.675.000
|
4.042.500
|
14.700.000
|
Januari 2006
|
385.875
|
3.675.000
|
4.060.875
|
11.025.000
|
Februari
|
404.250
|
3.675.000
|
4.079.250
|
7.350.000
|
Maret
|
422.625
|
3.675.000
|
4.097.625
|
3.675.000
|
April
|
**)441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
-
|
Jumlah
|
5.512.500
|
126.000.000
|
131.512.500
|
*) 12%
x 1 x
Rp. 3.675.000,00 = Rp. 18.375,00
24
**) 12%
x 24 x
Rp. 3.675.000,00 = Rp. 441.000,00
24
Dari tabel diatas dapat diketahui,
bahwa dengan menggunakan metode Short End
Interest perusahaan akan
memperoleh total pokok
piutang sebesar
Rp. 88.200.000,00
dan bunga penjualan angsuran sebesar Rp. 5.512.500,00 sehingga total kas yang
diterima sebesar Rp. 131.512.500,00
Dalam hal ini hendaknya diperhatikan
bahwa jumlah pembayaran bunga tidak sesuai dengan beban bunga yang benar-benar
terjadi terhadap sisa pokok piutang yang belum dibayar. Oleh karena itu didalam mencatat bunga yang
akan diterima oleh penjual harus dicatat adanya piutang bunga yang masih
diperhitungkan
Dari tabel tersebut, maka pencatatan
pembayaran angsuran didalam buku penjual adalah sebagai berikut :
April 2004
Penjualan angsuran
sebuah mobil seharga Rp. 126.000.000,00 dengan uang muka Rp. 37.800.000,00
Kas
Piutang dagang
angsuran
Penjualan angsuran
|
37.800.000,00
88.200.000,00
|
126.000.000,00
|
Mei 2004
Pembayaran
angsuran pertama sebesar Rp. 3.693.375,00 bunga 12% per dua tahun dari angsuran
yang bersangkutan
Kas
Piutang
pendapatan bunga
Piutang dagang angsuran
Pendapatan bunga
|
3.693.375
422.625
|
3.675.000
441.000
|
Pencatatan
selanjutnya atas pembayaran cicilan yang terjadi diperlakukan sama seperti
pencatatan tersebut diatas.
4.2.2 Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran Dengan
Metode Anuitas
Dengan metode ini akan dihitung
lebih dahulu total jumlah pembayaran setiap bulan yang besarnya tetap sama. Dengan menggunakan rumus, terlebih dahulu
dicari anuitetnya sebagai berikut :
1 _
1
(1+0,005)24
A =
0,005
1 -
0,11281433
A = = 22,56286619
0,005
Apabila sudah diketahui factor
anuitetnya, maka jumlah pembayaran cicilan setiap bulan adalah sebagai berikut :
Rp. 88.200.000,00
= = Rp. 3.909.077,83
22,56286619
Dilakukan
pembulatan menjadi Rp. 3.909.078
Jadi besarnya
pembayaran setiap tahun adalah Rp. 3.909.078 yang terdiri dari pelunasan pokok piutang
dan pembayaran bunga. Besarnya bunga
setiap bulan dihitung dari sisa pokok piutang pada setiap awal periode angsuran
yang bersangkutan. Dengan demikian besarnya bunga setiap bulan akan semakin
kecil, sedangkan besarnya pelunasan pokok piutang semakin besar dari bulan yang satu dengan bulan bulan
berikutnya. Seperti yang terlihat dalam tabel berikut :
Tabel
Perhitungan Pembayaran Angsuran
Dengan Metode Anuitas
Bulan pembayaran
|
Bunga
(Rp)
|
Piutang
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
Saldo piutang
(Rp)
|
April 2004
|
-
|
-
|
-
|
126.000.000
|
April
|
-
|
37.800.000
|
37.800.000
|
88.200.000
|
Mei
|
*)441.000
|
3.468.078
|
3.909.078
|
84.731.922
|
Juni
|
423.660
|
3.485.418
|
3.909.078
|
81.246.504
|
Juli
|
406.232
|
3.502.846
|
3.909.078
|
77.743.658
|
Agustus
|
388.718
|
3.520.360
|
3.909.078
|
74.223.298
|
September
|
371.116
|
3.537.962
|
3.909.078
|
70.685.336
|
Oktober
|
353.427
|
3.555.651
|
3.909.078
|
67.129.685
|
November
|
335.648
|
3.573.430
|
3.909.078
|
63.556.255
|
Desember
|
317.781
|
3.591.297
|
3.909.078
|
59.964.958
|
Januari 2005
|
299.825
|
3.609.253
|
3.909.078
|
56.355.705
|
Februari
|
281.778
|
3.627.300
|
3.909.078
|
52.728.405
|
Maret
|
263.642
|
3.645.436
|
3.909.078
|
49.082.969
|
April
|
245.415
|
3.663.663
|
3.909.078
|
45.419.306
|
Mei
|
227.096
|
3.681.982
|
3.909.078
|
41.737.324
|
Juni
|
208.687
|
3.700.391
|
3.909.078
|
38.036.933
|
Juli
|
190.185
|
3.718.893
|
3.909.078
|
34.318.040
|
Agustus
|
171.590
|
3.737.488
|
3.909.078
|
30.580.552
|
September
|
152.903
|
3.756.175
|
3.909.078
|
26.824.377
|
Oktober
|
134.122
|
3.774.956
|
3.909.078
|
23.049.421
|
November
|
115.247
|
3.793.831
|
3.909.078
|
19.255.590
|
Desember
|
96.278
|
3.812.800
|
3.909.078
|
15.442.790
|
Januari 2006
|
77.214
|
3.831.864
|
3.909.078
|
11.610.926
|
Februari
|
58.055
|
3.851.023
|
3.909.078
|
7.759.903
|
Maret
|
38.800
|
3.870.278
|
3.909.078
|
3.889.625
|
April
|
**)19.448
|
3.889.630
|
3.909.078
|
-
|
Jumlah
|
5.617.867
|
126.000.000
|
131.617.867
|
*) 12%
x 1 x
Rp. 88.200.000,00 = Rp. 441.000,00
24
**) 12%
x 1 x
Rp. 3.889.625,00 =
Rp. 19.448,00
24
Dari tabel diatas dapat diketahui,
bahwa dengan menggunakan metode Anuitas perusahaan akan memperoleh total pokok
piutang sebesar Rp. 88.200.000,00 dan bunga penjualan angsuran sebesar Rp.
5.617.867,00 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp. 131.617.867,00
Dari tabel tersebut, maka pencatatan
pembayaran angsuran didalam buku penjual adalah sebagai berikut :
Mei 2004
Pembayaran
angsuran pertama sebesar Rp. 3.909.078,00 bunga 12% dari sisa pokok piutang dan
pelunasan pokok piutang sebesar Rp. 3.468.078,00
Kas
Piutang dagang angsuran
Pendapatan bunga
|
3.909.078,00
|
3.468.078,00
441.000,00
|
Pencatatan
selanjutnya atas pembayaran cicilan yang terjadi diperlakukan sama seperti
pencatatan tersebut diatas.
4.2.3 Perhitungan
Bunga Penjualan Angsuran Dengan Metode (sisa) Harga Kontrak
Pada metode yang
terakhir ini, besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja, dan selanjutnya
pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya. Daftar pembayaran
angsuran sebagai berikut :
Tabel
Perhitungan Pembayaran Angsuran
Dengan Metode (sisa) Harga Kontrak
Bulan pembayaran
|
Bunga
(Rp)
|
Piutang
(Rp)
|
Total
(Rp)
|
Saldo piutang
(Rp)
|
April 2004
|
-
|
-
|
-
|
126.000.000
|
April
|
-
|
37.800.000
|
37.800.000
|
88.200.000
|
Mei
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
84.525.000
|
Juni
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
80.850.000
|
Juli
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
77.175.000
|
Agustus
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
73.500.000
|
September
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
69.825.000
|
Oktober
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
66.150.000
|
November
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
62.475.000
|
Desember
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
58.800.000
|
Januari 2005
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
55.125.000
|
Februari
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
51.450.000
|
Maret
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
47.775.000
|
April
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
44.100.000
|
Mei
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
40.425.000
|
Juni
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
36.750.000
|
Juli
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
33.075.000
|
Agustus
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
29.400.000
|
September
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
25.725.000
|
Oktober
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
22.050.000
|
November
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
18.375.000
|
Desember
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
14.700.000
|
Januari 2006
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
11.025.000
|
Februari
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
7.350.000
|
Maret
|
441.000
|
3.675.000
|
4.116.000
|
3.675.000
|
April
Jumlah
|
441.000
10.584.000
|
3.675.000
126.000.000
|
4.116.000
136.584.000
|
-
|
Dari tabel diatas dapat diketahui,
bahwa dengan menggunakan metode (sisa) harga kontrak perusahaan akan memperoleh
total pokok piutang sebesar Rp. 88.200.000,00 dan bunga penjualan angsuran
sebesar Rp. 10.584.000,00 sehingga total kas yang diterima sebesar Rp.
136.584.000,00
Dari tabel tersebut, maka pencatatan
pembayaran angsuran didalam buku penjual adalah sebagai berikut :
Mei 2004
Pembayaran
angsuran pertama sebesar Rp. 4.116.000,00 bunga 12% dari sisa pokok piutang dan
pelunasan pokok piutang sebesar Rp. 3.675.000,00
Kas
Piutang dagang angsuran
Pendapatan bunga
|
4.116.000
|
3.675.000
441.000
|
Pencatatan
selanjutnya atas pembayaran cicilan yang terjadi diperlakukan sama seperti
pencatatan tersebut diatas.
4.1.3 Analisa Perbandingan Metode Perhitungan Bunga Penjualan Angsuran
Setelah dilakukan perhitungan bunga
penjualan angsuran dengan menggunakan metode Long End Interest, Short End
Interest, (sisa) Harga Kontrak dan Anuitas, maka dapat dilihat perbandingannya
seperti dalam tabel berikut :
Tabel
Perbandingan Perhitungan Pembayaran
Angsuran
Keterangan
|
Metode Long End
Interest
|
Metode Short End
Interest
|
Metode Anuitas
|
Metode (sisa)
Harga Kontrak
|
Pokok piutang
|
126.000.000
|
126.000.000
|
126.000.000
|
126.000.000
|
Bunga
|
5.512.500
|
5.512.500
|
5.617.867
|
10.584.000
|
Total pendapatan
|
131.512.500
|
131.512.500
|
131.617.872
|
136.584.000
|
Dengan menggunakan metode Long End
Interest dalam perhitungan bunga penjualan angsurannya, perusahaan akan memperoleh
pendapatan bunga sebesar Rp. 5.512.500,00 yaitu terdapat selisih
kurang sebesar Rp. 105.367,00 dengan metode Anuitas dan
Rp. 5.071.500,00 dengan metode (sisa) Harga Kontrak.
Tujuan utama dalam
usaha adalah mendapatkan laba sebesar-besarnya. Dilain pihak, konsumen ingin
memperoleh biaya yang rendah. Untuk itu perusahaan harus dapat menentukan
strategi penjualan agar ketetapan yang dibuat oleh perusahaan dapat dirasakan
keuntungannya oleh kedua belah pihak.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada metode
Long End Interest dan Short End Interest akan menghasilkan pendapatan bunga
yang sama. Yang membedakan adalah saat pembayaran angsuran. Dengan metode Long
End Interest pembayaran pertama lebih besar dari pembayaran kedua dan akan
terus berkurang sampai dengan pembayaran terakhir. Sedangkan dengan metode
Short End Interest pembayaran pertama lebih kecil dari pembayaran kedua dan
akan semakin besar sampai dengan pembayaran terakhir.
Perhitungan bunga
penjualan angsuran dengan menggunakan metode Long End Interest dan metode
Anuitas akan menghasilkan pendapatan bunga dengan selisih yang tidak tajam.
Dengan kedua metode ini, bunga dihitung dari saldo pokok piutang setiap awal
periode. Jumlah pembayaran setiap periode angsuran terdiri dari pelunasan pokok
piutang dan pendapatan bunga. Perbedaannya adalah pada metode Long End Interest
pokok pelunasan piutang jumlah adalah tetap. Pada metode Anuitas, besarnya
pembayaran angsuran dari periode pertama sampai periode erakhir besarnya tetap.
Pada metode (sisa) Harga
Kontrak bunga penjualan angsuran akan menghasilkan perhitungan pendapatan bunga
yang lebih besar dari metode Long End Interest. Hal ini disebabkan bahwa pada
metode Long End Interest bunga dihitung berdasarkan saldo pokok piutang pada
setiap awal periode angsuran yang bersangkutan. Sedangkan pada metode (sisa)
Harga Kontrak bunga dihitung berdasarkan total pokok piutang.
5.2
Saran
Tujuan utama dalam usaha adalah
mendapatkan laba sebesar-besarnya.
Tetapi, mengingat banyak berkembang usaha sejenis dan banyaknya mobil
baru dengan harga di bawah Rp.
100.000.000,00 yang ditawarkan produsen mobil, perusahaan harus dapat
menentukan strategi penjualan agar ketetapan yang dibuat oleh perusahaan dapat
dirasakan juga keuntungannya oleh konsumen.
Perusahaan Kembar Motor melakukan perhitungan bunga
penjualan angsuran dengan menggunakan metode Long End Interest. Perusahaan
memperoleh pendapatan bunga yang besar diawal mengakibatkan cepatnya penerimaan
kas disamping itu pembayaran yang dilakukan konsumen akan terasa semakin
ringan.
Sebaiknya perusahaan menggunakan metode Anuitas. Karena metode ini memiliki
kelebihan yang terdapat dalam metode Long End Interest tersebut. Dengan metode
Anuitas akan memudahkan konsumen karena
jumlah yang harus dibayar dari periode pertama sampai dengan periode terakhir
adalah tetap. Disamping itu perhitungan dengan metode Anuitas akan menghasilkan
pendapatan bunga yang lebih tinggi bagi perusahaan. Perusahaan juga perlu
meningkatkan fasilitas pelayanan yang diharapkan akan menarik lebih banyak
konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar